Tour de PadariNcanG 110 KM

Dear bikers sadayana ...

Seperti sudah dibuka oleh Bp. A. Kholiq Muhadi pada e-mail yang lebih awal, bahwa ... Alhamdulillah, touR de Padarintjang sudah dapat diselesaikan dengan lancar dan selamat ...

   Sebelum menyampaikan jurnal perjalanan ala kadarnya, perlu disampaikan beberapa hal sebagai berikut :

Terdaftar 12 orang biker yang akhirnya mengikuti ajakan touR de Padarintjang, maklum menjelang bulan puasa banyak acara menarik yang bingung untuk memilihnya, ada yang kondangan, gowes ziarah Banten Lama, acara internal group dan lain sebagainya. Ke 12 bikers adalah: Bp. Dedy Hidayat, Bp. Mohammad Halil, Bp. Bahaji, Bp. Hafid Puji S, Bp. Basuki Rahmat, Bp. H. Gani Prasetio, Bp. Dedy Kristyawanto, Bp. Yadi Madyatmo, Bp. A. Kholiq M., Bp. Syamsul Hadi, Bp. Didi Supriyadi dan terakhir sang penulis jurnal ini.

Team support adalah 1 unit mobil sedan milik Bp. A. Kholiq Muhadi sebagai P3K yang dikemudikan oleh istri tercinta  dan co driver istri Bp. Syamsul Hadi, yang merangkap Tukang Jepret,   Juga 1 unit pick-up sebagai sweeper yang merupakan usaha dari Bp. Dedy Kristryawanto, yang dikemudikan oleh Bp. Jahuri.

Sebenarnya pada jam 06.00 di pagi itu peserta dari PCI yang berjumlah 7 orang sudah bisa bergerak, namun tiba-tiba pak Basuki merasa celananya basah kuyup oleh tumpahan air minum yang digendongnya terlalu penuh. Beliau minta izin sebentar, dan sekitar jam 06.25 peserta menuju depan Rumdin Walikota, disini sudah berkumpul 5 biker lainnya, jadi total 12 orang. Pak Halil sempat memperlihatkan tangan dan badannya yang sudah penuh dengan keringat ??. Nah disini kita sempat jeprat-jepret dan interview beberapa saat, kemudian perjalanan dimulai.
      Ketika sampai di simpang, ada aba-aba untuk berhenti, rupa-rupanya masih seputar jeprat-jepret dan wawancara. Ach gowes begini belum ada keringat, yang penting mejeng-mejeng teruss. Perjalanan diteruskan menuju Anyer, kala itu waktu sudah menunjukkan jam 07.00. Udara terasa kurang nyaman dihirup, udara terasa panas yang merupakan efek dari industri yang juga dilengkapi oleh hembusan knalpot berbagai kendaraan yang mulai ramai memadati jalanan.

          Seperti direncana, Anyer merupakan tempat pemberhentian I, jarak tempah adalah 22 km, lokasi yang dipilih adalah depan BCA. Pak Dedy H. merupakan peserta yang datang paling awal, setelah dihitung dan lengkap 12 orang, perjalanan dilanjutkan sekitar jam 08.00. Udara hangat pinggir pantai mulai terasa segar, jalanan terbilang sepi dengan pepohonan yang rindang merupakan panorama yang sangat menyenangkan bersepeda. 12 biker menyeruak diantara hotel, resor, diselingi rumah penduduk terhampar di pinggir pantai mulai dari Anyer sampai dengan Teneng. Seiring dengan garis pantai, jalanan pun datar-datar saja dan belok kanan serta belok kiri ... asyiik coy. Sekitar jam 08.35 kita sampai di pertigaan Teneng.

Teneng merupakan tempat pemberhentian II, semua peserta sudah lengkap berkumpul. Semua peserta melakukan aktifitas serta istirahat sesuai kebutuhan, ada yang buang air kecil, pesan teh panas, minum, makan atau duduk-duduk sekedar pelepas lelah. Tidak ketinggalan dan selalu dekat dengan ... jeprat-jepret !. jarak tempuh sampai dengan Teneng tercatat di speedometer adalah 37 km. Setelah dirasa cukup dan sesuai kesepakatan bersama, panorama pinggir pantai dan hotel-hotel kita tinggalkan, kita berbeda arah dan perjalanan diteruskan menuju Padarintjang. Tanjakan-tanjakan ringan mulai menyambut kelompok 12, dan selalu pak Dedy H, pak Syamsul serta pak H. Gani yang menjadi leader penerobos jalan di depan. Sepanjang jalan kadang ada sedikit bonus (turunan) kemudian disambut lagi dengan tanjakan ringan yang cukup panjang. Irama jalan yang tersedia seperti ini adanya .. he..he. dan akhirnya di seputaran km 53, kita tepat berada di pasar Padarintjang.

Kita sudah berada di tempat pemberhentian III, dengan perjalanan sekitar 50%, seperti biasa finish pertama selalu pak Dedy H. Sesuai komitmen awal, kita harus menunggu kelengkapan peserta sebelum meneruskan perjalanan. Waktu menunggu cukup lama, maklum hari semakin panas dan kaki sudah mulai terasa panas seirama dengan udara pasar. Satu persatu peserta mulai bermunculan dan terakhir diikuti oleh kendaraan pick-up, yang ternyata sudah mulai ada penumpang yang kena razia oleh Jahuri, yaitu pak Halil dan pak Hafid. Ternyata pak Halil tidak seperti biasanya yang selalu gagah perkasa dalam setiap gowesan. Sebenarnya sudah terlihat di pagi hari, orang-orang masih kering sementara pak Halil sudah basah sendiri, keringatnya ternyata ... keringat dingin. Ketika dikonfrontasi secara individu ... ternyata di bulan Ruah ini, pak Halil tidak menyia-nyiakan suguhan apem sang istri yang terbilang apem istimewa, mungkin kelupaan pakai baju, akhirnya .... masuk angin, hua.. ha..ha.. Pisss pak, semua itu manusiawi koq !. Dan ... Ppgal-pegal mulai melanda kaki para biker, hal ini ditandai beredarnya counterpain untuk sekedar menjinakkan rasa pegal-pegal. Waktu menunjukkan sekitar jam 09.30, dan setelah dirasa cukup waktu istirahat, perjalanan diteruskan sekitar jam 09.45.

Seperti biasa pak Dedy H. dan pak Syamsul selalu ngacir menjadi leader di depan. Beberapa saat selepas Padarintjang, mulai mendapat suguhan jalan yang sudah hotmix mulus dan rata, ada teman berkomentar ... maklum menuju rumah gubernur !!!. Rute Padarintjang - Ciomas yang melewati Batu Kuwung dan Cisaat merupakan rute yang didominasi oleh tanjakan panjang, walau tanjakan tidak terjal -terjal banget tapi cukup menguras tenaga. Masih ada dalam ingatan peserta yang paling depan adalah pak Dedy H., menyusul di belakangnya pak H. Gani, dan yang pasti kami tidak tahu urutan-urutan peserta di belakang atau berapa orang yang masih gowess ??. Ngga kehitung, sudah berapa tanjakan terlewatkan, nafas sudah mulai ngos-ngosan, kaki sudah mulai pegal-pegal, hanya ada satu pertanyaan ... masih jauh ngga ?. Kendaraan pick-up sebagai sweeper menyalip kami, ternyata sudah berfungsi dengan baik, sudah banyak biker yang memanfaatkan. Begitu roda depan menapak di pertigaan Ciomas, hati mulai berbinar, karena diplot menjadi tempat istirahat IV. Begitu tengok kiri dan kanan karena sebagai tempat istirahat, koq pak Dedy H. dan pak H. Gani ngga keliatan ?. Karena jalanan mulai menurun, rasa capek pun mulai sirna, apalagi tidak ada yang berhenti untuk istirahat ... ngacir saja, mumpung gratiss .. Hati yang mulai senang tidak kuasa menghitung ... sudah berapa turunan terlewatkan. Kadang ada selingan tanjakan, seolah tidak begitu terasa ... karena berikutnya turun lagi.

Tepat jam 11.15 sampailah di Palima, merupakan tempat istirahat IV, dan seperti biasa pak Dedy Hidayat sudah menunggu, dan saya tanya pak Gani yang posisinya di belakang bapak kemana ?. Ternyata pak Dedy H. tidak tahu, dan kami jadi penasaran !. Tidak lama berselang muncullah pak H. Gani, dalam kondisi babak belur pada kedua dengkul dan lengan kirinya. Pak Gani cerita ... di daerah Pabuaran yang sedang menurun kencang, tiba-tiba ada anak sekolah nyebrang jalan dan menabrak sepeda pak Gani. Tak ayal, pak Gani pun jatuh jungkir balik dari sepedanya. Setelah mengatahui anak sekolah tidak cedera, pak Gani masih mampu meneruskan perjalanan sampai di Palima. Pak Gani sempat mendapat perawatan seadanya ala biker. Akhirnya datang menyusul pak Didi Supriadi dan pak Syamsul yang masih setia duduk kepanasan di atas sadel sambil mengayuh sepedanya. Terakhir muncul pick up yang sudah dipenuhi bikers. Kilometer di speedometer menunjukkan angga 88, artinya sampai di Palima kita sudah menempuh 80% perjalanan. Setelah semua siap dan agak pulih, perjalanan diteruskan menuju gedung Graha Pena yang berjarak sekitar 10 km dari Palima. Peserta yang masih kelihatan gowes adalah pak Dedy H., pak Syamsul Hadi, pak Didi Supriadi dan ... sang penulis jurnal ini. Kita meninggalkan Palima sekitar jam 11.30.

Kita memasuki Graha Pena tepat jam 12.00, yang secara aktual sebagai tempat istirahat V, dengan kondisi jarak tempuh mencapai 97 km. Dengan memposisikan tempat bercengkrama di bawah pohon sawo, kita bersenda gurau, bercanda, saling ejek dengan humor-humor segar. Seakan-akan rasa capek yang tadi melanda semua peserta sirna tidak membekas. Pak A. Kholiq Muhadi yang mengendalikan konsumsi bayangan, mengeluarkan jurus jitu, membeli nasi padang dibungkus dan disantap rame-rame ... matur nuwun pak Kholiq !. Saatnya ada peliputan dari BRTV, curhat seputaran sepeda, mulai dari nama-nama club sepeda seputar Banten, kegiatan, pakaian sepeda, helmet, jenis-jenis sepeda, harga-harga sepeda sampai ke assesories yang biasa dikenakan kalau bersepeda. Kata pimpinan BRTV... ada perintah menghadang dan meliput tour de Padarintjang di kawasan Palima, tapi ...?. Pak Yadi berseloroh, sebenarnya mereka sudah menunggu di Palima, tapi mereka tidak melihat iring-iringan orang naik sepeda .... karena sepeda sudah dinaikin pick up .. hua..ha..ha..ha. Dalam acara bebas ini ada yang tetap ngobrol-ngobrol, ada yang shalat, ada yang beli minuman karena kehabisan !. Peliputan masih akan terus dilakukan ketika perjalanan dari Graha Pena menuju Cilegon.

Tepat pukul 14.00 kita pamitan, satu persatu di shoot oleh BRTV meninggalkan arena bercengkerama untuk meneruskan sedikit lagi perjalanan. Mobil kameramen mengambil posisi di depan, diikuti oleh para biker sepanjang jalan. Akhirnya BRTV mengambil ancang-ancang, siap-siap di sebelah Kopasus, semua biker mendapat sorot kamera bergantian. Akhirnya ... terima kasih BRTV yang telah meliput kita. Panas kembali menerpa wajah-wajah para biker yang kembali menuju Cilegon. Karena Cilegon sudah terbayang di depan mata, kaki terus saja mengayuh di keramaian lalu lintas dan kepadatan pengguna jalan. Satu persatu tempat-tempat kita lewati, mulai Pelamunan - Kramatwatu - Pejaten - Gunung Pinang - Krapcak - Toyomerto - Serdang dan akhirnya PCI. Pak Dedy Hidayat dan pak Didi Supriyadi yang bermukim di seputaran Cilegon menuju Cilegon, sementara pak H. Gani yang sudah dijemput istri tercinta tidak mengikuti prosesi terakhir ini. Sampai di rumah tepat jam 15.45 dengan jarak tempuh sekitar 108 km.

Demikian jurnal ala kadarnya dari kami kepada bikers sadayana. Kita tidak ada niat memecahkan rekor, tidak ada niat uji nyali, kami semua adalah pengayuh sepeda biasa, yang ingin fun dan sedikit beda menjelang bulan suci Ramadhan. Terima kasih yang sebesar-besarnya kami ucapkan kepada pak Syamsul Hadi, yang telah memperjuangkan untuk mendapat liputan dari media elektronik dan juga koran. Terima kasih juga kepada pak A. Kholiq Muhadi, yang dari awal sangat antusias, semangat dan konsisten serta melibatkan istrinya mengikuti dan menyemangati para peserta, juga nasi bungkusnya. Tidak ketinggalan pemuatan perjalanan tour de Padarintjang dalam blog asuhannya, yaitu sepedaanku.blogspot.com. Kepada rekan-rekan bikers bisa mampir dan bercana dalam blog tersebut. Terima kasih juga kepada pak Dedy Kristyawanto yang sangat cerdas menyiapkan pick up sweeper plus drivernya, ternyata tidak salah ... sangat berguna dan dibutuhkan. Tidak terbayang, bagaimana kalau tidak ada sweeper ?. Dan kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang telah memberikan dorongan, bantuan, semangat, baik secara moril dan materiil atas terselenggaranya acara ini juga diucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semoga acara-acara yang serupa masih bisa kita nikmati bersama, tentunya dalam suasana yang jauh lebih baik, lebih ramai, lebih meriah dan tentunya tidak ada kejadian yang tidak kita inginkan bersama. Atau mungkin touring endurance seperti ini perlu dijadwal dan diselenggarakan secara berkala !. Seperti watak biker yang hakiki, berkelakar dan bercanda merupakan sisi hidup yang tidak dapat dipisahkan. Demikian juga dalam jurnal ini, penyebutan nama-nama dan kejadian lain hanyalah guyonan semata, janganlah dimasukkan ke dalam hati. Sebagai akhir kata, lebih dan kurangnya jurnal dan atau penyelenggaraan acara ini mohon dapat kiranya kami dimaafkan.

Berikut silahkan menyampaikan opini, yang nantinya akan memperkaya serta melengkapi cerita di akhir bulan Juli 2010 ini. Seperti masukan dari pak Dedy Hidayat, bahwa sebelum berangkat kita tidak sadar melupakan kewajiban untuk berdoa secara bersama-sama, memohon keselamatan lahir batin selama dalam perjalanan. Juga tidak ada sesi peregangan, seperti yang sudah kami sampaikan jauh-jauh hari. Sebelum meninggalkan rumah kedua hal itu sudah kami lakukan secara individu, maklum perjalanan jauh ... Ayo ... ayo dengan ini komentar mulai dibuka ..

Akhirnya .... Beli durian untuk kekasih..
Cukup sekian dan terima kasih ...

Foto selengkapnya bisa di klik sini


Best regards,
I Ketut Gde Wira Surapati

Tamu

free counters

Alexa

Sepedaanku , JLS dan Lupis ... ©Blogger Green by Dicas Blogger. Kisah Kisah Teladan Alkisah Teladan.

TOPO