Tip dan Trik melewati Tanjakan Panonggengan
Salam nggowes,
Seperti diungkapkan oleh pak Kholiq ... Bagi para ngGowesser, tanjakan ini termasuk tiket kebanggaan bila berhasil melewatinya... !!!. Ada rasa malu bila diejek sama teman-teman yang lebih dulu dan berhasil sampai di atas. Bagi biker yang berat badan di bawah 65 kg., melewati Tanjakan Penonggengan (TP) sepertinya tidak begitu sulit. Bagaimana dengan yang berperawakan bongsor, besar, boros, overweight dan apapun istilahnya pasti mengalami kesulitan untuk melewati TP. Roda terasa berat, lengket di tanah atau ada yang pegang ?. Padahal semua itu tidak benar, yang ada hanya kita berat mengusung beban yang bongsor, belum ditambah beban tas yang digendong ?. Jangan pernah menyerah, terus berusaha. Bagi beberapa orang, bila ada gangguan teknis di tengah jalan dan gagal menaiki tanjakan, kadang dia mengulang lagi dari bawah. Bagaimana dengan bapak-bapak ?. Menilik komentar pak Kholiq, kami merasa tergugah untuk sekedar memberi tips, agar ada persiapan sebelum mendaki Tanjakan Penonggengan, sebagai berikut :
Beberapa langkah yang sebaiknya dilakukan :
1. Beberapa meter sebelum mulai menanjak, tempatkan posisi rantai di crank (depan) pada gear paling kecil (biasanya 22 gear) dan di sprocket (belakang) pada gear yang paling besar (maksimal 34 gear, pada sprocket 9 tingkatan).
2. Hindari menekan shifter ketika sedang menanjak, kadang akurasi dan kecepatan pindah gigi tidak seirama dengan pijakan kaki, belum lagi rantai kadang bablas yang bisa terjadi baik di crank atau di sprocket.
3. Beranjak dari sadel, pantat duduk di ujung sadel, badan condongkan ke depan, posisi kepala berada di atas setang.
4. Mulai mengayuh dengan pelan-pelan (sedikit tenaga), jangan menghentak pedal, kelebihan tenaga ini akan mengangkat ban depan. Di samping itu, kayuhan bertenaga ini juga membuat ban bergerak di tempat, terutama pada bedan berdebu dan berlumpur (licin), yang mengganggu keseimbangan.
5. Pandangan mata cukup di depan ban, sambil mengarahkan ban mencari jalan yang diinginkan.
6. Pandangan jangan tertuju pada curam dan panjangnya tanjakan, secara psikologis hal ini berpengaruh pada mental serta menurunkan daya juang.
7. Kayuh terus ... kayuh terus .... kamu bisa !!!
Apabila semua sudah bisa melewati TP dan secara teknis tidak ada masalah, sebaiknya diujung tanjakan tidak berhenti atau cukup untuk minum saja, dan pelan-pelan meneruskan perjalanan. Bila dihitung kita berhenti sekitar 20-30 menit lamanya, tentunya tambah siang kita menuju rumah masing-masing.
Demikian kira-kira tips melewati Tanjakan Penonggengan, selamat mencoba !. Terima kasih,
Wassalam
I Ketut Gde Wira Surapati
Salam Gowes,
Sebetulnya saya juga sedang membuat artikel mengenai “bagaimana melakukan pergantian gigi dengan baik”, tetapi berhubung agak panjang dan masih belum selesai, saya hanya ingin menambahkan tip dari pak Ketut, sbb:
Biasanya Crank depan terdiri dari 3 piringan (biasanya terdiri dari 44 gigi, 32 dan 22 gigi). Sprocket / cassette belakang terdiri dari 9 piringan, mulai dari 11 s/d 32 gigi. Kapan masing2 gear itu digunakan, secara umum sbb:
- Crank 44 gigi digunakan untuk jalan datar dan menurun, atau ketika kita ingin menambah kecepatan dengan sedikit kayuhan, atau ketika menuruni jalan supaya kayuhan tidak terlalu ringan
- Crank 32 gigi, digunakan untuk melintasi jalan berbatuan atau sedikit tanjakan
- Crank 22 gigi, digunakan untuk menaklukan tajakan curam (up hill)
- Sedangkan Sprocket digunakan untuk mengatur kecepatan pada setiap posisi crank di atas. Hanya saja kita tidak disarankan untuk memposisikan rantai pada ke dua gear/piringan terbesar atau kedua gear/piringan terkecil depan dan belakang yang menyebabkan rantai menyilang.
Maksudnya Crank terkecil (22) dan sprocket terkecil (11), atau Crank terbesar (44) dan sprocket terbesar (32). Hal ini bisa menyebabkan keausan komponen Crank, sprocket dan drailluer lebih cepat.
Catatan:
Crank terkecil biasanya diberi no.1 dan Crank terbesar diberi no.3
Sprocket terbesar diberi no. 1 dan sprocket terkecial diberi no.9
Sebagai rule of thumb adalah:
- Crank no.1 (terkecil) digunakan dgn sprocket no. 1 s/d 4 untuk melahap tanjakan curam
- Crank no.2 (tengah) bisa digunakan dgn seluruh sprocket dari no.1 s/d 9, istilahnya wide range combination. Karena kombinasi ini paling sering digunakan, makanya Crank no.2 paling sering aus....(ini saya dapat info dari pak Ketut.)
- Crank no.3 (terbesar) digunakan dengan sprocket no. 6 s/d 9
Selamat mencoba.
Best regards,
Bambang Tri Priatmoko